![]() |
General Tadamichi Kuribayashi |
Kuribayashi dilahirkan di perfektur Nagano dari keluarga samurai dan berdarah bangsawan. Dia adalah kepala keluarga yang baik, waktu-waktunya sebisa mungkin dia habiskan bersama keluarganya. Dalam perjalanan dinasnya, dia selalu melakukan komunikasi dengan mereka walaupun secara jarak jauh. Dia pernah mengenyam pendidikan di Kanada dan bertugas dua tahun sebagai deputi atase militer Jepang di Washington DC. Selama masa ini dia sering mengadakan perjalanan di berbagai daerah Amerika Serikat. Perjalanan ini membuatnya mengetahui lebih dalam tentang negara ini dan juga mendapat respek dari orang Amerika.
Menurutnya perang modern
akan banyak tergantung pada produksi industri, dia pernah mengemukakan
pendapatnya ini pada rekan-rekannya bahwa perang dengan Amerika akan sia-sia
karena mereka memiliki industri yang kuat, pendapat ini ditentang keras oleh
sebagian kaum militer Jepang. Walaupun pandangannya cukup kontroversial, dia
adalah salah satu dari sedikit perwira yang pernah mendapat kesempatan audisi
dengan Kaisar Hirohito. Selain sebagai pemimpin militer, Kuribayashi juga
adalah seorang yang berbakat sastra, karyanya antara lain syair Aikoku
Koshin Kyoku (Lagu Cinta Tanah Air).
Pertrmpuran Iwo Jima
Kuribayashi sudah memperkirakan dua hal dalam
menghadapi pertempuran yang menentukan ini yaitu Iwo Jima bagaimanapun
akan jatuh juga ke tangan Amerika dan dirinya beserta seluruh pasukannya akan
gugur. Namun dia tetap berusaha semaksimal mungkin mempertahankan pulau itu
agar Amerika membayar semahal mungkin untuk upayanya.
Kuribayashi sudah mengenali pola penyerangan
Amerika, karenanya dia tidak memfokuskan pada pendaratan mereka di pantai.
Strateginya adalah menyuruh para insinyurnya untuk mendirikan benteng-benteng
pertahanan bawah tanah. Di pulau kecil ini mereka menggali terowongan bawah
tanah sepanjang 5000 meter yang saling berhubungan satu sama lain seperti
jaring laba-laba.
Taktik ini terbukti keampuhannya. Selama delapan
bulan pulau itu dibombardir Sekutu pulau itu,
ditambah 72 hari sebelum pendaratan dibom berturut-turut oleh pesawat tempur,
dan tiga hari sebelumnya oleh kapal perang mereka memuntahkan ribuan ton peluru
pertahanan Kuribayashi tetap kokoh. Pesawat-pesawat pembom bingung menentukan
target yang hendak dibom dan foto yang diambil pesawat intai tak ada gunanya
karena taktik kamuflase Jepang yang
hebat.
Kuribayashi juga pandai membangkitkan semangat
anak buahnya, dia menginstruksikan agar setiap orang harus menganggap posisi
pertahanannya sebagai kuburannya sendiri, bertempur sampai titik darah
penghabisan dan membunuh musuh sebanyak mungkin, targetnya adalah setiap orang
membunuh sepuluh musuh sebelum diri sendiri gugur. Dia mengendalikan pasukannya
dengan tangan besi sehingga disiplin dan moril mereka baik sekali.
Hari-hari Terakhir
16 Maret 1945
pertahanan secara teratur berakhir, tapi Kuribayashi masih hidup , dia hanya
terputus kontak dengan sebagian anak buahnya. Mayor Horie yang pernah menjadi
salah satu staff Kuribayashi menulis: Letjen Kuribayashi memimpin pertempuran
di bawah sinar lilin tanpa istirahat dan tanpa tidur dari hari ke hari.
Hubungan antara dia dengan dunia luar masih ada tanggal 15 Maret. Kami kira dia
gugur pada tanggal 17 Maret. Dia dipromosikan sebagai jenderal penuh pada
hari itu. Dia berkata, “Pertahanan musuh 200 atau 300 meter dari kami, mereka
menyerang kami dengan api yang disemburkan dari tank. Mereka menyerukan agar
kami menyerah tapi kami tertawa dan tidak menghiraukannya.” Kabar tentang promosinya
ini disampaikan Horie melalui kawat, namun tidak diketahui apakah Kuribayashi
menerimanya.
23 Maret 1945, kawatnya yang terakhir berbunyi,
“Kami tidak makan maupun minum selama lima hari, tapi semangat Yamato, semangat
bertempur kami masih tinggi, kami akan bertempur sampai saat terakhir” dan
“Kepada perwira-perwira di Chichi Jima, selamat tinggal dari Iwo”. Dia dilaporkan
melakukan seppuku di salah satu tempat di terowongan bawah tanah itu, namun
jenazahnya tidak pernah ditemukan. Iwo Jima sendiri baru diduduki Amerika
tanggal 26 Maret 1945 dengan 6.800 tewas dan 17.000 lainnya terluka. Sementara
di pihak Jepang hanya 1.083 dari 22.000 orang yang selamat dan tertawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar